Kamis, 01 Maret 2012

Keutamaan Mengucapkan Salam


Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّى تَسْتَأْنِسُوا وَتُسَلِّمُوا عَلَى أَهْلِهَا
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memasuki rumah-rumah yang bukan rumah kalian sebelum kalian meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya.” (QS. An-Nur: 27)
Allah Ta’ala berfirman:
تَحِيَّةً مِّنْ عِندِ اللَّهِ مُبَارَكَةً
“Salam yang ditetapkan dari sisi Allah yang berberkah.” (QS. An-Nur: 61)
Dari Abdullah bin Amr -radhiallahu anhu- dia berkata: Ada seseorang yang bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, “Islam apakah yang paling baik?” Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab:
تُطْعِمُ الطَّعَامَ وَتَقْرَأُ السَّلَامَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ
“Kamu memberi makan, mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan yang tidak kamu kenal”. (HR. Al-Bukhari no. 11, 27 dan Muslim no. 39)
Dari Al-Barra` bin Azib -radhiallahu ‘anhu- dia berkata:
أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِسَبْعٍ وَنَهَانَا عَنْ سَبْعٍ أَمَرَنَا بِعِيَادَةِ الْمَرِيضِ وَاتِّبَاعِ الْجِنَازَةِ وَتَشْمِيتِ الْعَاطِسِ وَإِجَابَةِ الدَّاعِي وَإِفْشَاءِ السَّلَامِ وَنَصْرِ الْمَظْلُومِ وَإِبْرَارِ الْمُقْسِمِ وَنَهَانَا عَنْ خَوَاتِيمِ الذَّهَبِ وَعَنْ الشُّرْبِ فِي الْفِضَّةِ أَوْ قَالَ آنِيَةِ الْفِضَّةِ وَعَنْ الْمَيَاثِرِ وَالْقَسِّيِّ وَعَنْ لُبْسِ الْحَرِيرِ وَالدِّيبَاجِ وَالْإِسْتَبْرَقِ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kami dengan tujuh perkara dan melarang kami dari tujuh perkara: (1)Beliau memerintahkan untuk menjenguk orang sakit, (2)mengiringi jenazah, (3)mendoakan orang yang bersin, (4)memenuhi undangan, (5) menyebarkan salam, (6)menolong orang yang terzhalimi, serta (7)melaksanakan sumpah. Dan beliau melarang kami (1)memakai cincin dari emas, (2)minum dari bejana yang terbuat dari perak, (3)mayasir, (4)qassiy, (5)harir, (6)dibaj, dan (7)istabraq (semua jenis pakaian yang terbuat dari sutera atau campuran sutera).” (HR. Al-Bukhari no. 2265,5204,5414,5754,5766 dan Muslim no. 2066)
Dari Abu Hurairah -radhiallahu ‘anhu- dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لَا تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ
“Kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman, dan tidaklah kalian beriman hingga kalian saling menyayangi. Maukan kalian aku tunjukkan atas sesuatu yang mana apabila kalian mengerjakannya niscaya kalian akan saling menyayangi. Sebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim no. 54)
Penjelasan ringkas:
Ucapan salam termasuk dari salah satu syiar Islam yang paling nampak, Allah menjadikannya sebagai ucapan selamat di antara kaum muslimin  dan Dia menjadikannya sebagai salah satu dari hak-hak seorang muslim dari saudaranya. Rasul-Nya -alaihishshalatu wassalam- juga telah memerintahkan untuk menyebarkan syiar ini dan beliau mengabarkan bahwa menyebarkan salam termasuk dari sebab-sebab tersebarnya rasa cinta dan kasih sayang di tengah-tengah kaum muslimin, yang mana tersebarya cinta dan kasih sayang di antara mereka merupakan salah satu sebab untuk masuk ke dalam surga.
Ucapan salam termasuk ucapan yang berberkah, dan di antara keberkahannya adalah jika dia didengar maka hati orang yang mendengarnya akan dengan ikhlas segera menjawab dan mendatangi orang yang mengucapkannya. (Al-Fath: 11/18) Karenanya tidak sepantasnya seorang muslim membatasi ucapan salam hanya untuk sebagian orang (yakni yang dia kenal) dan tidak kepada yang lainnya (yang dia tidak kenal). Bahkan di antara tanda baiknya keislaman seseorang adalah dia mengucapkan salam kepada orang yang tidak dia kenal sebagaimana kepada orang yang dia kenal.
Para ulama menyatakan bahwa hukum memulai mengucapkan salam kepada orang lain adalah sunnah sementara menjawabnya adalah fardhu kifayah. Maksudnya jika dia berada dalam sekelompok orang lantas ada seseorang atau lebih yang mengucapkan salam kepada mereka lalu sebagian di antara kelompok orang itu ada yang menjawab maka sudah gugur kewajiban dari yang lainnya. Adapun jika dia sendirian maka tentunya diwajibkan atas dirinya untuk menjawabnya.
Karenanya, di antara musibah di zaman ini adalah digantinya ucapan salam ini dengan ucapan yang diimpor dari negeri kafir semacam ‘selamat pagi’ dan semacamnya, padahal ucapan salam ini adalah sebuah ucapan tahiyah (penghormatan) dari sisi Allah yang berberkah lagi baik. Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata dalam Al-Fath (11/14), “Para ulama sepakat bahwa barangsiapa yang mengucapkan salam maka tidak syah menjawabnya kecuali juga dengan ucapan salam, dan tidak syah (yakni tidak menggugurkan kewajibannya, pent.) menjawabnya dengan ‘selamat pagi’ atau ‘kebahagiaan untukmu di waktu pagi’ dan semacamnya.”

Mbah Misdi Dari Mbarong ke Pembuat Reog

Mbah Misdi di depan barongan
            Nama Mbah Misdi (85 th) nampaknya tak asing bagi masyarakat penggemar atau pemerhati Reog di Ponorogo, Jatim, terutama para siswa/siswi SMU atau SLTP. Pria yang lugu, ramah, tapi kukuh dalam berpendirian ini sering menjadi narasumber mereka mengenai sejarah maupun lika-liku pereogan di Ponorogo.
            Ia berasal dari Desa Kauman, tapi karena perkawinan, ia pindah ke Desa Purbosuman sampai sekarang.
            Mengamati Mbah Misdi, maka kita akan dapat melihat model orang Ponorogo pada umumnya. Rendah hati, ramah, kukuh dalam pendirian, tapi tidak mau diganggu apalagi difitnah. Umumnya difitnah merupakan pantangan besar bagi rata-rata orang Ponorogo asli.
            Sosok tubuhnya menurut istilah Jawa sedepah, tidak terlalu tinggi tapi kekar, kukuh. Lehernya nampak besar dan kuat, sebagai salah satu ciri tukang mbarong pada umumnya.
  • Mereog sejak awal kemerdekaan
            Di masa remajanya, di awal kemerdekaan, Mbah Misdi sudah terlibat kegiatan reog karena tertarik dengan kesenian asli Ponorogo tersebut. Dari tari jathilan, bujang ganong, tukang kendang, tukang slompret dan lain-lainnya ia coba semua.
Puncak dari semuanya itu adalah menjadi penari barongannya. Ini sangat berat, karena memerlukan fisik yang kuat dan mental baja pula. Bayangkan, seorang pembarong harus siap menggigit dan membawa barongan kepala macan dan dadak merak yang beratnya mencapai 60 kg lebih itu di kepalanya. Belum lagi kalau barongan itu mengangkut seorang pria di atasnya.
Sejumlah siswi SMAN 1 Ponorogo melihat Mbah Misdi membuat reog
            Dia harus mampu menahan terpaan angin dan mengibas dadak merak itu sesuai gerak tarinya. Salah satukehebatan pembarong adalah sejauh mana ia mampu menggerakkan barongan itu dengan variatif dan dengan tingkat kesulitan tinggi.
  • Pernah melakoni ritual “ghaib”
            Di masa mudanya, Mbah Misdi merasakan tingkat seperti itu. Iamengakui, pada masa mudanya ia pernah tergoda untuk menjadi pembarong “asli” yang umumnya melakoni beberapa ritual. Selain menjalani latihan fisik Mbah Misdi mengakui ia pernah bertapa di tigatempat wingit (angker) yang umumnya dipakai para pembarong untuk mendapatkan kekuatan lebih serta pengukuhan sebagai tukang mbarong asli di masa itu.
            Hasilnya memang luar biasa, akan tetapi godaannya tak ada hentinya. Selalu ada persoalan yang muncul ketika ia dan rombongannya “iker” atau mencapai puncak gerak tariannya. Berbagai gerakan musykil dapat dilakukannya. Padahal menurutnya semuanya berkat latihan dan keseriusan para anggota kelompoknya. Bahkan ketika rombongan reognya mulai menabuh gamelan, orang mulai tertarik dan berkumpul. Ini sering membuat kelompok lainnya iri dan sering terjadi perkelahian di masa itu.
            Pernah pada suatu saat di tahun 50-an ketika ia dan rombongan beriringan pulang membarong, ada ketua kelompok lain yang terbakar hatinya lalu mendekati barongan Mbah Misdi. Tanpa diketahuinya orang itu menusukkan keris ke kepala macan barongan, dengan maksud mencederainya. Mbah Misdi kaget melihat ada keris menancap hanya berjarak 15 cm dari wajahnya

Pembuatan Reog Asli Ponorogo

Dibalik keindahan permainan reog ada seni dalam pembuatan peralatan dan perlengkapan reog,
seni tersebut adalah bagaimana suatu produk peralatan reog dapat kelihatan menarik saat dimainkan dan terasa enjoy atau mudah saat pemain reog memainkannya, misalnya suatu dadak merak tidak terasa berat dan tidak stabil. Sehingga kalau seorang pemain reog tidak enjoy dalam menari reog, akankah tariannya akan bagus??? Jadi, seorang produsen harus pintar-pintar dan kreatif dalam pembuatan reog tersebut. Pada bahasan proses pembuatan reog ini saya akan menerangkan tentang proses pembuatan beberapa peralatan reog seperti ragangan (dasaran dadak merak), dadak merak, caplokan (kepala barongan), kendang dll.


RAGANGAN
Ragangan adalah dasaran dari dadak merak, bahannya adalah bambu, rotan, dan benang. Pertama harus membuat rusuknya dari bambu, dari bawah ke atas semakin kecil dan tipis ini berguna agar bisa lemas pada bagian atas reog. Selanjutnya merajut bambu dengan rusuk tadi menggunakan benang, yang sebelumnya bambu sudah di belah2 menjadi kecil sebesar lidi dan panjang. Proses perajutan ini dilakukan dari bawah sampai ujung atas rusuk. Setelah selesai maka tinggal menghias bagian tepi dari rusuk-rusuk dengan rotan dan merajutnya,selain agar lebih indah juga agar kuat. Finishingnya adalah pengecatan, pada umumnya bagian atas merah dan bawah putih, ini melambangkan kita adalh masuk di NKRI dan tak ada negara manapun yg boleh meng-klaim kesenian asli ponorogo Indonesia ini. Warok ponorogo siap maju ke medan perang mempertahankan kesenian ini demi harga diri dan leluhur ponorogo.

DADAK MERAK
Dadak merak adalah komponen utama dalam seni reog, ukuran dari dadak merak bervariasi antara 2 meter sampai 2.5 meter, selain itu ada juga yg lebih besar dan lebih kecil tinggal kemauan dari pembeli. Dadak merak ini dibuat dari ragangan tadi dan dipasang batang merak yang sudah dibelah pada bagian dalam ragangan tadi, batang bulu merak asli adalah bahan terbaik yang dijadikan dasaran ini,,walaupun ada pengrajin yang memakai bunga tebu “gleges” untuk dijadikan dasaran ini,, tapi saya anggap itu tidak kualitas karena tidak bisa bertahan lama sedang kalau pakai batang bulu merak bisa bertahan bertahuntahun. Setelah itu proses pemasangan bulu-bulu merak pada bagian depan dan selanjutnya adalah pemasangan badan burung merak “cohung”, kami mempunyai cadangan burung merak yang mencukupi untuk banyak pembeli. Yang terakhir adalah pemasangan “krakap” atau tempat tulisan identitas dari pemilik reog misalnya dari desa mana atau kecamatan atau provinsi mana gitu.

CAPLOKAN “KEPALA BARONGAN”
Kepala barongan harganya bervarisai berkisar antara 2-11 juta rupiah,,ini tergantung dari kualitas corak dan ukuran dari kulit kepala harimau itu sendiri. Yang harga 2-5 juta merupakan corak bawah sampai menengah sedangkan 6-11 juta merupakan corak menengah sampai kualitas super. Pembuatan caplokan yang pertama adalah pembentukan mulut dari kayu dadap yang ringan dan kuat sehingga pemain reog tidak merasa keberatan dalam menggigit caplokan dan bisa awet dan tahan lama (tidak rapuh), kemudian pemasangan bagian atas caplokan menggunakan bahan mancung (bagian dari pohon kelapa), setelah itu pemasangan kulit kepala harimau dan ditunggu 2-3 hari sehingga sampai kering dan maksimal kualitasnya. Finishingnya adalah pengecatan bagian mulut.

KENDANG
Kendang adalah alat musik yang sangat penting dari gamelan reog, ini dibuat dari kayu pohon nangka yang padat dan tidak berpori-pori sehingga kualitas suara nya lebih bagus dari bahan pohon lain. Pembentukan kendang menggunakan mesin sehingga bisa bagus dan rata, setelah itu dipasangi kulit sapi yang sebelumnya telah direndam air selama semalaman sehingga tidak terlalu rapuh dan bisa awet. Pemasangannya pun menggunakan teori yang bagus sehingga kualitas suara bisa maksimal dan kuat. Setelah itu adalah pemasangan tali, biasanya menggunakan kawat atau daging sapi yang sudah dibuat tali,tinggal selera konsumen. Ini bertujuan agar mudah dalam penyetelan suara tinggi rendahnya. Mungkin hanya ini yang dapat saya berikan tentang proses pembuatan reog sebenarnya masih banyak yang lain yang belum saya jabarkan. Jika anda berminat membeli reog dan peralatannya ataupun sekedar melihat-lihat silahkan datang ke tempat kami yang insyallah kualitas barangnya nomer 1 se ponorogo terutama dadak merak dan caplokan (kepala barongan), trimakasih…..